-->

Laporan Keuangan Sederhana


Pentingnya Pembukuan dalam Perusahaan

Laporan keuangan sebetulnya sangat penting bagi perusahaan yang skala kecil maupun besar. Sayangnya untuk perusahaan skala kecil, kadang masih mengesampingkan pembuatan laporan keuangan dengan alasan pembuatan laporan keuangan dianggap cukup rumit dan memakan waktu. Padahal ada banyak contoh laporan keuangan sederhana yang bisa dijadikan acuan. Mengapa Laporan Keungan begitu penting untuk dibuat?

Laporan keuangan merupakan dokumen penting perusahaan yang menyatakan kondisi keuangan suatu perusahaan, sehingga banyak sekali alasan mengapa laporan keuangan sangat penting untuk dibuat bagi perusahaan maupun bagi pihak-pihak lain. Laporan keuangan perusahaan biasanya dibuat secara periodik, yaitu tahunan, semesteran, triwulan, bulanan, hingga harian. Laporan keuangan dihasilkan dari proses akuntansi sebagai sistem informasi untuk menghubungkan data keuangan dengan aktivitas perusahaan yang berkepentingan dengan berbagai pihak.

Berikut fungsi laporan keuangan menurut Statement of Financial Accounting Concept No. 1:
  1. Laporan keuangan menyajikan informasi yang membantu investor, kreditor dan pengguna lainnya yang potensial sehingga berbagai pihak bisa membuat keputusan secara rasional yang tentunya bermanfaat juga bagi perusahaan.
  2. Laporan keuangan menyediakan informasi untuk membantu berbagai pihak eksternal seperti investor, kreditor, dan pengguna lain yang potensial untuk memperkirakan jumlah waktu dan ketidakpastian penerimaan kas pada masa mendatang yang berasal dari pembagian deviden atau pembayaran bunga dan penghasilan dari penjualan.
  3. Laporan keuangan menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomi perusahaan yang dipakai dalam kegiatan operasional secara keseluruhan yang diklaim oleh pemilik perusahaan atau pemilik modal terbesar.
  4. Laporan keuangan menyediakan informasi tentang prestasi perusahaan selama satu periode perusahaan. Pihak eksternal seperti Investor dan kreditor biasanya memakai informasi masa lalu untuk menaksir prospek perusahaan.
Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan sesuai prinsip prinsip akuntansi (Ikatan Akuntan Indonesia, 2002:4) manfaat laporan keuangan adalah sebagai berikut.
  1. Menyediakan informasi tentang posisi keuangan sesuai hakikat akuntansi, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan ekonomi.
  2. Memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai yang berpengaruh terhadap transaksi keuangan dan terkadang juga bisa menyajikan informasi nonkeuangan.
  3. Menunjukkan kinerja manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen terhadap sumber daya yang dipercayakan kepada pihak manajemen. Pengguna laporan keuangan (pemiliki perusahaan dan direksi) yang menilai kinerja atau pertanggungjawaban manajemen sehingga pemilik modal bisa membuat keputusan ekonomi untuk menahan atau menjual investasi di dalam perusahaan. Keputusan yang dibuat biasanya juga dilakukan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
  4. Menyediakan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada masa kini (dalam satu periode) sehingga pihak internal perusahaan bisa melakukan keputusan untuk pembaharuan aset atau mempertahankan yang ada.
  5. Menyediakan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban serta modal yang dimiliki perusahaan pada masa kini. Jika modal dirasa tidak cukup maka pihak internal harus melakukan berbagai upaya agar banyak investor yang menanamkan modal di perusahaan tersebut.
  6. Menyediakan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode sehingga jika terjadi penurunan pendapatan maka harus dilakukan peningkatan promosi agar penjualan semakin meningkat.
  7. Menyediakan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya perusahaan dalam suatu periode tertentu sehingga perusahaan bisa mengurangi biaya atau penghematan berbagai sumber daya.
  8. Menyediakan informasi tentang perubahan-perubahan akibat ketersediaan dan pemakaian aktiva (macam macam harta dalam akuntansi), pasiva, dan modal perusahaan sehingga pihak manajemen bisa menetapkan berbagai kebijakan yang bermanfaat bagi perusahaan.
  9. Menyediakan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dan catatan atas laporan keuangan dalam suatu periode.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), menyatakan bahwa laporan keuangan dapat diidentifikasikan secara jelas informasi yang ada di suatu perusahaan. Laporan keuangan meliputi
1. Laporan laba rugi  (statement of income)
2. Laporan perubahan ekuitas( statement of change equity).
3. Laporan posisi keuangan (statement of financial position) / Neraca (balance sheet).
4. Laporan arus kas (stetement of cash flow).
5. Catatan atas laporan keuangan.
Berikut ini penjelasan masing-masing laporan tersebut.

Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan yang menggambarkan aktivitas operasi perusahaan. Pada laporan laba rugi menyediakan rincian informasi tentang penghasilan, beban, laba, dan rugi perusahaan pada periode akuntansi tertentu.

Pada umumnya, ada dua cara yang digunakan untuk menyusun laporan laba rugi, yaitu single step (cara langsung) dan multiple step (cara bertahap). Metode single step relatif lebih mudah dibandingkan multiple step, Anda hanya perlu menjumlahkan seluruh pendapatan dari atas sampai bawah menjadi satu kelompok, kemudian menguranginya dengan total beban atau biaya dalam periode yang berlaku.

Sedangkan, pada metode multiple step, pendapatan dipisah menjadi dua kategori, yaitu pendapatan operasional (yang berasal dari kegiatan pokok) perusahaan dan pendapatan non operasional (yang berasal dari luar kegiatan pokok) perusahaan. Pembagian kategori tersebut juga berlaku pada beban atau biaya.

Laporan Neraca

Pada prinsipnya, neraca keuangan ditujukan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan atau usaha pada periode tertentu. Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan yang dibuat setahun sekali. Neraca memiliki beberapa unsur yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 
  1. Aktiva, merupakan harta yang dimiliki perusahaan dengan nilai manfaat di masa depan (future economic benefit). Contohnya seperti truk, mobil kargo, dan mobil pengangkat barang, untuk perusahaan ekspedisi. Aktiva terdiri dari Aktiva Lancar (Current Assets) dan Aktiva Tetap Berwujud (Tangiable Fixed Assets)

  2. Kewajiban, terdiri dari Utang Lancar (Current Liabilities) dan Utang Jangka Panjang (Long Term Liabilities).

  3. Modal, adalah harta kekayaan perusahaan yang dimiliki oleh pemilik perusahaan. Modal akan bertambah jika pemilik perusahaan menambahkan investasinya ke dalam perusahaan dan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Sebaliknya, modal akan berkurang jika pemilik perusahaan mengambil dana investasinya (prive) dan jika perusahaan mengalami kerugian.

Modal pada perusahaan perseorangan hanya berupa modal pribadi, sedangkan dalam perusahaan yang telah go public, modalnya terdiri dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan.

Laporan Perubahan Modal

Ekuitas dalam ilmu akuntansi dapat diartikan sebagai modal atau kekayaan entitas. Entitas di sini bisa perusahaan, UKM, dan lain sebagainya. Ekuitas didapat dari selisih jumlah aktiva (aset) setelah dikurangi dengan pasiva (kewajiban). Laporan perubahan ekuitas berarti laporan yang memuat tentang segala perubahan atas ekuitas untuk suatu periode.

Laporan Arus Kas

pada laporan arus kas akan melaporkan aliran masuk dan keluarnya dana atau uang kas perusahaan dagang. Akan ada pengklasifikasian laporan arus kas pada laporan arus kas selama periode tertentu. Pengklasifikasian itu antara lain meliputi aktivitas opersi, investasi, dan pendanaan.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Buku catatan atas laporan keuangan diperlukan sebagai wadah mencatat informasi tambahan atas laporan keuangan. Penjelasan dalam catatan tersebut bisa bersifat naratif atau rincian jumlah serta informasi lainnya.

Dengan mengetahui manfaat laporan keuangan secara umum maka para kita akan lebih mudah untuk mempelajari tentang bagaimana pencatatan transaksi keuangan dan cara membuat laporan keuangan perusahaan.

Laporan Keuangan Perusahaan  Jasa

Perusahaan jasa merupakan perusahaan yang bergerak atau memberikan pelayanan untuk menjual keahlian atau jasanya. Contoh perusahaan atau bisnis di industri jasa adalah bank, bengkel kendaraan bermotor, asuransi, usaha salon, perusahaan ekspedisi atau jasa pengiriman surat/barang. Selama proses bisnisnya, tidak hanya perusahaan barang saja yang membutuhkan laporan keuangan, perusahaan jasa pun perlu yang namanya laporan keuangan. Cara pembuatan atau penyusunan laporan keuangan perusahaan di bidang industri jasa tidak jauh berbeda dengan laporan keuangan di perusahaan barang. Bentuk laporannya sama-sama berupa catatan aktivitas dan tindakan perusahaan yang berkaitan dengan keuangan pada periode tertentu.

Berikut ini contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa.

Laporan Laba/ Rugi

Laporan Perubahan Modal
Laporan Neraca
Laporan Arus Kas

Laporan Keuangan Perusahaan  Dagang

Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang menjual barang kepada konsumen atau dengan kata lain apa yang dijual oleh para pelaku usaha dagang ini mempunyai wujud atau fisik. Contohnya, toko kelontong, toko baju, dan lain sebagainya. Secara prosesnya, dalam industri perdagangan perusahaan akan membeli suatu barang lalu menjualnya kembali tanpa perlu melakukan perubahan terhadap esensi dan juga bentuk dari produk tersebut. Itulah sebabnya perusahaan dagang merupakan salah satu jenis usaha bisnis yang cukup mudah untuk dijalankan. Setiap perusahaan dagang pastinya akan menyusun laporan keuangan, apalagi bagi perusahaan yang bergerak di industri berskala besar dan telah memiliki puluhan ribu karyawan. Oleh karena itu, nasib perusahaan tergantung dari hasil profit penjualan produknya. Berikut ini akan disajikan contoh laporan keuangan perusahaan dagang dengan lebih rinci.

Laporan Laba/ Rugi


























Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Neraca

























Laporan Arus Kas




Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan utamanya adalah sebagai pengelola bahan mentah atau bahan baku menjadi barang jadi, lalu kemudian barang jadi tersebut dijual. Kegiatan semacam ini sering kita sebut dengan istilah proses produksi. Karena bersinggungan dengan kegiatan produksi, maka dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur terdapat istilah harga pokok produksi. Harga pokok produksi ini dijadikan sebuah laporan keuangan utama bagi perusahaan manufaktur. Sebenarnya laporan keuangan pada perusahaan manufaktur tak jauh berbeda dari laporan keuangan perusahaan lainnya, namun adanya laporan harga pokok produksi inilah yang menjadi pembeda. Pada perusahaan lain seperti perusahaan jasa atau dagang tidak terdapat laporan harga pokok produksi, sedangkan pada perusahaan manufaktur ada.Laporan harga pokok produksi perlu dibuat untuk melihat jumlah nilai persediaan yang dipakai untuk proses produksi, jumlah nilai biaya untuk proses produksi, serta nilai biaya overhead perusahaan yang dikeluarkan selama masa produksi. Dengan adanya nilai dan biaya tersebut, maka akan terlihat berapa harga pokok produksi pada barang jadi yang telah dibuat yang nantinya akan berpengaruh terhadap nilai jual dari barang produksi tersebut. Berikut ini contoh laporan keuangan perusahaan manufaktur.

Laporan Laba Rugi

Laporan Harga Pokok Produksi

Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Neraca

Laporan Arus Kas

Membuat Laporan Keuangan Sederhana

Sebagian pengusaha beranggapan membuat pembukuan keuangan adalah hal yang rumit meskipun para pengusaha tersebut tau bahwa membuat laporan keuangan itu sangat penting. Namun terkadang embuat laporan keuangan tidak dijadikan prioritas dan bahkan ditunda-tunda. Hal ini jika diteruskan maka lama kelamaan bisa menjadikan aktivitas perusahaan menjadi tersendat-sendat bahkan yang lebih parah lagi bisa saja perusahaan mengalami kebangkrutan. Karena selain untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara akurat, pembukuan keuangan juga dapat menghindarkan perusahaan dari kecurangan dalam keuangan, dan  membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang tepat dalam beberapa kebijakan serta mendapatkan investor jika suatu saat ingin mengembangkan perusahaan.

Jadi kapankah waktu yang tepat untuk membuat pembukuan keuangan perusahaan? Pembukuan keuangan perusahaan sebaiknya mulai dibuat ketika tahap awal opening atau perencanaan usaha. Lalu bagaimana cara membuat pembukuan sederhana?

Berikut ini cara mudah membuat laporan keuangan sederhana untuk perusahaan kecil.

1. Buat Buku Kas

Arus kas berfungsi untuk mencatat keluar-masuknya uang secara rill dalam suatu periode. Tujuan dibuatnya laposan arus kas ini untuk memberikan gambaran kegiatan manajemen dalam operasi, investasi, dan pendanaan.

2. Buat Buku Biaya

Pada buku ini, Anda harus mencatat biaya yang dikeluarkan salama proses produksi dan pemasaran, atau biasa disebut biaya overhead saat produksi, seperti membayar karyawan, biaya listrik, telepon, sewa tempat usaha, dan lainnya.

3. Buat Buku Pembelian

Dalam buku ini, Anda hanya perlu mencatat transakis pembelian yang tidak dibayar dengan tunai. Pembukuan ini diisi secara teratur menurut tertib waktu faktur-faktur pembelian.

4. Buat Buku Penjualan

Di dalam buku ini, Anda hanya perlu mencatat penjualan barang yang telah dilakukan dalam suatu periode tertentu. Laporan ini biasanya disertakan salinan faktur-faktur yang sudah dibuat. Ini bertujuan untuk mencocokkan harga beserta potong yang diberikan pada masing-masing produk.

5. Buat Buku Utang

Pembukuan ini berisi laporan utang perusahaan yang harus dibayar pada periode tertentu kepada seseorang, lembaga, atau perusahaan lain. Pembukuan utang ini sangat diperlukan untuk mengetahui berapa nominal yang belum dibayarkan perusahaan kepada kliennya.

6. Buat Buku Piutang

Berisi laporan pembayaran yang belum terlunasi. Dengan adanya laporan ini, Anda dapat memonitor sudah berapa lama piutang tersebut tidak tertagih sehingga Anda dapat mempercepat periode penarikan piutang.

7. Buku Stok Barang

Dalam pembukuan keuangan perusahaan, transaksi yang dicatat bukan hanya berkaitan dengan uang namun juga barang. Maka perlu dilakukan pencatatan secara kontinu jumlah barang yang masuk dan keluar setiap hari. Semakin tinggi tingkat penjualan maka intensitas jumlah barang yang keluar dan masuk juga akan semakin tinggi.

Dengan memiliki buku stok barang, akan sangat mudah untuk memonitor dan mengawasi persediaan barang yang ada dalam perusahaan. Apalagi nanti kedepannya perusahaan ingin menargetkan memiliki beberapa cabang di beberapa kota, dengan membuat buku stok barang akan sangat membantu dalam menyusun manajemen gudang dengan lebih baik dan optimal. Selain itu, buku stok barang juga bisa membantu terhindar dari adanya kecurangan yang dapat dilakukan oleh supplier maupun pegawai perusahaan.

Setelah semua data yang dibutuhkan siap, maka bisa langsung dibuat beberapa laporan keuangan sederhana.

Contoh Pembuatan Laporan Keuangan

Setelah memahami gambaran di atas, yang harus dilakukan pertama kali untuk dapat memulai suatu pembukuan yang menghasikan laporan keuangan adalah menghitung jumlah modal dan utang. Ini sangat diperlukan untuk membuat neraca awal. Hitung jumlah modal dan utang secara sederhana seperti contoh berikut ini.

Sebuah perusahaan bernama UD. Busana Indah adalah usaha dagang yang menjual daster kodian. Usaha ini memiliki data awal sebagai berikut.

Uang tunai sekarang misalnya Rp. 9.000.000
Persediaan barang 50 kodi @ Rp 400.000 total persedian Rp. 20.000.000
Pinjaman Bank total sejumlah Rp. 13.000.000
Modal sebesar Rp. 16.000.000

Berdasarkan data di atas, maka bisa membuat neraca awal sebagai berikut.









Pada Bulan Januari 2019 perusahaan tersebut melakukan transaksi sebagai berikut.
2/1 Dibeli plastik pembungkus tunai Rp 250.0000,-
3/1 Dijual tunai daster 4 kodi Rp 2.400.000,-
5/1 Dibeli pulsa listrik sebulan Rp 200.000,-
8/1 Dibayar sewa toko Rp 1.500.000,-
10/1 Dijual secara kredit daster 20 kodi Rp 12.000.000,-
15/1 Dibeli kredit daster 15 kodi Rp 6.000.000,-

Dari transaksi di atas maka dapat dibuat pembukuan sederhana sebagai berikut.

1. Buku Kas
Data transaksi yang berkaitan dengan kas masuk dan kas keluar dicatat pada buku kas. Berdasarkan catatan pada buku kas, diketahui saldo akhir kas sebesar Rp 9.450.000,-


2. Buku Biaya
Transaksi yang berkaiatan denga pembayaran beban-beban dicatat pada buku biaya. Berdasarkan catatan Buku Biaya, dibayar Beban Listrik Rp 200.000,- dan Beba Sewa Toko Rp 1.500.000,-

3. Buku Pembelian
Transaksi pembelian dicatat pada buku pembelian. Berdasarkan catatan Buku Pembelian terdapat pembelian secara kredit Rp 6.000.000,-.


4. Buku Utang
Setelah dicatat pada buku pembelian, selanjutnya transaksi pembelian secara kredit dicatat pada buku utang.


5. Buku Penjualan
Buku penjualan mencatat terjadinya penjualan secara tunai maupun kredit yang kemudian dijumlahkan sehingga diketahui jumlah total penjualan.


6. Buku Piutang
Untuk penjualan secara kredit, selain dicatat di buku penjualan dicatat pula pada buku piutang seperti berikut ini.


7. Buku Buku Stok barang
Terjadinya penjualan dan pembelian barang dagangan akan mengakibatkan mutasi barang dagangan. Untuk itu perlu dilakukan pencatatan barang dagangan pada buku stok barang berikut ini.


Berdasarkan data stok barang maka jumlah persediaan akhir barang dagangan adalah 41 x Rp 500.000,- = Rp 16.400.000,-

Setelah selesai melakukan pencatatan transaksi, selanjutnya bisa dibuat Neraca Saldo untuk memudahkan pembuatan laporan keuangan sederhana. Langkah pertama tentukan Harga Pokok Penjualan terlebih dahulu. Apa itu harga pokok penjualan? HPP adalah seluruh biaya langsung yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa yang dijual. Cara menghitung HPP yaitu dengan rumus:

HPP = Saldo persediaan awal + pembelian - saldo persediaan akhir
HPP = Rp 20.000.000,- + Rp 6.000.000,- + Rp 16.400.000,-
HPP = Rp 9.600.000,-

Selanjutnya tinggal menyusun Neraca Saldo seperti berikut ini.

Jika berpatokan pada siklus akuntansi, maka pada akhir periode perusahaan akan melakukan melakukan penyesuaian dengan membuat jurnal penyesuaian, kemudian menyusun neraca lajur selanjutnya membuat laporan keuangan. Nah, apabila perusahaan tidak membuat jurnal penyesuaian maka dapat dibuat laporan keuangan sederhana sebagai berikut.

Laporan Laba/Rugi

Laporan Perubahan Modal

Laporan Neraca


Dengan mengetahui prinsip dasar dalam membuat laporan keuangan sederhana seperti uraian di atas, setidaknya ada gambaran lebih mudah dan jelas tentang posisi keuangan sebuah usaha sehingga dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan.



0 Response to "Laporan Keuangan Sederhana"

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel